Batu Putih, Mutiara Terpendam Lombok Barat

Setiap tempat memberi cerita. Beberapa hanya menyediakan eksistensi, tapi lainnya menghidupkan nurani. Tinggal mana yang kita pilih, menyalakan perjalanan dengan segala hikmah, atau sekedar berlalu tapi tak pernah memperkaya jiwa.

 

Suara telepon pagi itu berdering, kawan lama saya mengajak untuk mengisi materi foto dan video. Di sebuah desa di Lombok Barat dengan nama Batu Putih. Desa paling ujung Barat Lombok, sedang ingin berkembang, dengan sudut-sudutnya yang menawan. Tempat yang segar, karena jelas sekali tak banyak wisatawan, cocok bagi kalian yang mencintai keindahan namun agak tidak begitu tertarik dengan keramaian. Maka Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong ini adalah jawaban.

Setelah puas berbagi teori, kami melanjutkan acara dengan praktik. Membawa ilmu dari kelas untuk diaplikasikan di lapangan, sembari memetakan tempat mana yang paling menawan. Dan ini adalah sebagian catatan:

Teluk Pao-Pao
DSC07043.jpg
Saat sampai di Desa Putih, sepanjang jalan kau akan melihat teluk yang begitu luas. Beberapa orang menyebutnya dengan julukan Pao-Pao. Saya belum mengulik lebih dalam kenapa disebut dengan Pao-Pao. Namun Teluk yang begitu luas ini sangatlah istimewa.
Airnya Jernih, pasirnya walau tak putih namun masih terasa halus. Tak banyak wisatawan yang datang. Hanya beberapa warga yang begitu asik berbincang.
Saran saya, bukalah Teluk Pao-Pao sebagai santapan pagi untuk memulai hari. Semburat kuning dari sang surya menjadikan Danau ini seperti cerita indah dari dunia yang berbeda. Saat pagi, bila beruntung akan ada warga mengambil ikan dengan kapal kecil sederhana. Dan bersama background perbukitan dari beberapa Gili. Teduhnya air teluk yang tenang, landscape Teluk Pao-Pao ini memang patut dijadikan idola.

DJI_0010

Bangko Bangko

Setelah kenyang menyantap sunrise pagi dari Teluk Pao-Pao. Kalian bisa bergeser ke wisata pantai bernama Bangko-Bangko. Sebuah tempat di mana sentra Pelelangan Ikan di Desa Batu Putih ini bergerak. Bukan hanya sekadar pantai saja wisata di sana. Namun bagaimana sebuah kehidupan pesisir mampu mengetuk nuranimu akan bersyukurnya kehidupan pada negeri tercinta.

Pantai Bangko-Bangko bisa ditempuh kurang lebih 40 menit dari Teluk Pao-Pao. Sebenarnya bisa lebih cepat, hanya sebagai pengingat saja, jalanan di sini memang tak ramah. Belum aspal murni, karena banyak birokrasi yang pada akhirnya tak pantas menuntaskan janji. Tapi tenang, pemandangan sepanjang perjalanan menuju Pantai Bangko-Bangko ini begitu menggoda, kok. Jangankan rasa bosan, nanti kalau kau berjalan ke sana, hanya jiwa petualangan yang berbicara lantang.

DJI_0006

Sampai Pantai Bangko-Bangko kau akan menemukan sebuah desa yang sangat tenang. Pasirnya sangat putih dengan kapal tradisional yang berjejer rapi. Di sini kau akan disajikan dengan laut yang begitu biru, ombak yang menyenangkan berpadu suara alam yang harmoni. Sudut-sudutnya memang luar biasa. Sudah banyak penjual di sana, juga banyak warga beraktivitas yang mungkin bisa kau sapa untuk membuka keran cerita.

DSC06944

Sebagai informasi sejarah saja, sebutan kata Bangko-Bangko ini berasal dari kata ‘bangkai-bangkai’. Karena pada zaman dahulu, tempat ini adalah ladang pembuangan mayat hasil pembantaian Jepang yang dikubur di sana. Tapi tenang, itu dulu sekali. Karena tempat ini sekarang insyaallah dan ke depannya adalah keindahan surga tersembunyi di Lombok Barat.

Setelah puas sarapan pagi, kita bisa bergeser lagi ke tempat bernama Desert Point. Saya sempat bertanya, tempat apakah ini? Dan saat dijelaskan oleh warga lokal, akhirnya saya paham dan terkagum akannya.

DSC06967

Desa Batu Putih konon adalah desa yang mempunyai pantai dengan ombak ketiga terbaik di dunia. Dan dari cerita-cerita yang beredar. Banyak orang asing yang mencari tempat rahasia untuk surfing di sini. Tidak banyak orang asing itu berbagi berita, karena mungkin dia tidak ingin tempat-tempat indah ini terlalu ramai nantinya.

Bersebelahan dengan Pantai Bangko-Bangko. Desert Point ini sebenarnya punya penamaan lokal yaitu Pemalikan. Garis pantai di sini sangat panjang. Sungguh benar-benar panjang. Sangat iseng, saya menyusuri garis pantai ini dengan waktu tempuh 1 jam. Dan sungguh ujung pantainya yang konon berakhir dengan tebing indah dengan sebutan Pamelikan Alit ini pun belum terlihat, sedang kondisi akhirnya loyo. Akibatnya kita akhirnya berbalik karena khawatir pasang akan segera datang.

Pada bulan November ini, saya tidak beruntung menemukan ombak yang besar dengan kawan-kawan surfing. Tapi lain kali saya akan kembali, mengabadikan cerita dan mengambil foto seperti ini.

DSC07004

Puas bermain dan berkisah. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi mencari senja. Melepas lelah bersama semburat emas dari sang surya. Dan tempat terakhir yang kami tuju adalah Tanjung Beberak.

Ada pertanyaan dalam hati kenapa disebut Tanjung Beberak. Tapi mendengar cerita dari warga benar-benar membuat terbahak. Tanjung Beberak ini hadir lewat penamaan dari nelayan sekitar situ. Karena pada zaman dulu bila lewat tanjung tersebut Nelayan sangat kesulitan mengayuh kapal, hingga akhirnya kesulitan itu membuat mereka ingin berak. Jadilah nama tempat tersebut Tanjung Beberak. Lokasi tanjung ini punya pasir putih indah, juga perjalanan masuknya yang luar biasa menyenangkan.

DSC07008

6 thoughts on “Batu Putih, Mutiara Terpendam Lombok Barat

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.