Konon katanya, patah hati bisa menjadi banyak makna. Jika beberapa orang mendengarkan lagu sedih saat patah hati lalu menangis, tapi tidak untuk tadi malam. Didi kempot dan para penggemar menyadari, bahwa patah hati tidak harus ditangisi, namun cukup kita jogeti (dansa).
Keramaian para penonton Didi Kempot
Beberapa minggu ini, Didi Kempot ramai sekali dalam perbincangan dunia maya. Saya ingat betul, naiknya cerita Didi Kempot ini tak lain karena ulah Agus Mulyadi lewat tulisannya di Mojok. Dengan rangkaian kata yang apik dari Agus Mulyadi, kita seolah tersadar. Bahwa ada legenda yang harus hidup diantara musik indie senja, kopi juga festival anak mudanya.
Mereka menyebutnya bapak Patah Hati
Dan malam itu saya percaya. Bahwa legenda itu nyata. Tanpa lighting panggung mewah, aura seorang bintang memang mampu menggetarkan penggemarnya. Bila konser Didi Kempot ramai di Jawa Tengah, lalu terbaru Ngobam Di Solo. Tapi tidak untuk malam itu. Di Jakarta Didi Kempot pun seolah tak kehilangan taji. Penonton membludak. Kantor DPP PKB yang kecil pun dipenuhi massa sampai turun ke jalan. Mereka tidak hanya datang sekedar eksistensi, tapi bernyanyi dengan jiwa. Bahwa memang patah hati tak hanya di Jawa Tengah saja, namun dia menembus ruang dan waktu, bahkan batas kepartaian itu sendiri. Karena sejatinya malam itu, Didi Kempot hadir untuk memeriahkan Harlah sebuah Partai namun memuaskan jiwa bagi para penontonnya.
Siapakah dia?
Satu lagu bersenandung dengan indah, barisan penonton bersuara nyaring. Paduan suara tentang hati yang patah terdengar mendayu, merogoh jiwa-jiwa yang mengubah perih menjadi tangis akan sebuah cerita hidup. Dan memang, bernyayi adalah menyuarakan. Mereka memilih, bahwa patah hati kini bukan lagi soal keterpurukan. Tapi juga karya demi karya yang harus disuarakan.
Dan baru kali ini, aku menganggap Jakarta sebagai rumah. Karena Didi Kempot dan kawan-kawan yang bernyayi bersama.
Bukanrastaman 
Aku kemarin ke sini karena penasaran aja, masak sih lagu jowo begini di Jakarta bakalan rame..eh ternyata iya dong sampe tumpah2 ke jalan. Seneng juga sih sekarang anak-anak muda udah gak malu dan gengsi untuk nyanyi2 lagu Jawa begini, HAIL LORD DIDI!
Yoiii, salut aku. Rameee poool. Sayang wingi gak ketemu awakmu mbak hahahahaha
Kabar menyenangkan ini mas, lagu Cidro bisa dengan mudah kita dengarkan heheheheh.
Saya penggemar Didi Kempot, tai belum sempat datang ke acara yang ada beliau menyanyi. Semoga keturutan untuk nyanyi bareng.
Hahahaha emang gila vibesnya kemarin mas. Beneran Jakarta berasa kampung halaman
Lagu didi kempot yang kusuka “Sewu Kutho”
Habis itu gak pernah dengerin lagi. Ya, dan gara-gara Agus Mulyadi, aku jadi buka YouTube, nyari Lord Didi 😁
Hahahaha emang Mojok itu emang gayeng
Meski bukan penggemar berat tapi lagu2 didi kempot ada di list itunes music-ku ehehehe. Ayeemmm pengen jerittt klo denger lagu2nya
Hahhahaha kalo sama lagu India piye mas?
Aku bangga jd orang solo..wong solo dekade ini lg hits kyknya…hahaa..asal gak patah hati aja…
Ning stasiun Balapan..
Kutha Solo sing dadi kenangan..
Kowe karo aku…
Wkwkwk
Patah hati adalah karya yang tertunda mas.. hahaha
ngefans sama lagu-lagu didi kempot sejak dia bikin lagu stasiun balapan, sewu kutho 🙂
glenn fredly-nya wong jowo hehehe…
hahahha bener banget mas, beliau emang legenda
Suket Teki in the Sky, perkempotan duniawi. Temen saya anak EDM dan Metal tetap kalo patah hati bersenandung pada tembang Lord Didi. Luar biasa Lord Didi,
No Didi No Party 😂😄🙏
Bapak patah hati nasional, bisa merasakan patah hati tanpa harus jatuh cinta terlebih dahulu. Ahahaha
Jadi penasaran sama dua cewek yang ada di detik-detik awal Ngobam 😀
jadi penasaran , teringat bener pas main ke sukoharjo,lalu di bis di putar lagunya mas didi kempot..old back memories..waktu suka main trayek jogja solo naik sumber kencono*yg kita plesetin jadi sumber bencono-.-‘ krn ugal2annya
Ini tuh yang di Cikini bukan sih? Belum pernah liat lord didi tamppil liveee. Tapi auranya aja udah berasa ((berasa)). hehehe. Kayaknya bakal ngerusuh kalo dateng ke acaranya lord didi walaupun ga tahu bahasa jawa. :p