Berlari Ke Catatan Visual (Docu-Vlog)

Konon katanya seniman bernafas dengan karya. Saat dia berhenti berkarya, maka kematian menjadi jawabannya.

 

Saat membersihkan file komputer, saya tiba-tiba menemukan materi lama. Sebuah video yang entah nantinya berakhir jadi apa. Melihat trend catatan media sosial, video kini semakin menjamur. Pernah saya ingat ada materi workshop pada tahun 2016 yang menjelaskan bagaimana bergeraknya suatu video dari tahun ke tahun.

Benar, video kini telah menjadi arus informasi yang deras. Bukan lagi soal alat, tapi juga niat. Bukan lagi soal keterbatasan, tapi lebih dari kemauan. Vlog menjamur, video durasi 22 menit pun dilihat oleh banyak orang.

Awal tahun 2019 ini saya mencoba menantang diri untuk membuat feed instagram menjadi 3 bagian. Bagian 1 Foto Cityscape/Landscape, bagian dua foto Potrait atau ada unsur orang di dalamnya. Dan bagian tiga adalah Video. Berat… Pasti, namun masih saja kujalani.

Karena ini lagi-lagi soal kepuasan diri, bukan mencari tenar atau menaikkan harga diri.

Waktu kemudian berlalu, 1 menit video rasanya ternyata tak mampu membuat diri menjadi puas. Akhirnya saya mencoba beralih ke Vlog. Tapi sungguh, karena saya tak percaya diri untuk tampil depan kamera sepanjang hari. Maka saya terinspirasi dari bang Ferry untuk membuat Docuvlog. Menaruh catatan indah visual bukan hanya sekedar diisi wajah tampan dan ganteng saja. Suara cempreng semoga tidak menghalangi niat untuk berkarya. Dan bila kalian maen youtube, boleh taruh komentar disini. Karena saya akan subscribe.

Bila berkenan, semoga menikmati karya yang tak seberapa ini.

Advertisement

4 thoughts on “Berlari Ke Catatan Visual (Docu-Vlog)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.