Kita adalah temu yang dipersatukan dalam tawa. Melengkapi kegilaan bersama. Walau akhirnya kesibukan masing-masing hanya bisa dirangkai dalam cerita. Satu Bulan sekali atau satu tahun sekali bersua. Barangkali..

Gigi Hiu Project
Sejak Almarhum Cumi Lebay pulang. Intensitas pertemuan kita kini semakin jarang. Bagaimana tidak, para pejabat BUMN nomor wahid ini selalu dibutuhkan dalam mengambil keputusan penting tentang negeri ini. Kalo tidak, bukan hanya devisa negara yang celaka. Namun rakyat jelata semakin melata tak berdaya.

Suatu kehormatan bisa ber foto dengan sesepuh Males mandi, Safitri, Chocky sihombing dan Fajrin
Mari kirim doa bahagia untuk para pejabat diatas. Agar selalu sehat sentosa.
Lampung dan Cerita
Suatu hal yang indah dalam kehidupan adalah mampu memenuhi undangan. Suatu yang sempurna setelah datang kita diberi kesan. Pulang membawa harapan.
Begitulah hidup, setelah hampir 1 tahun sebelum hari itu kita mengosongkan jadwal. Akhirnya perjalanan reuni undangan dari dinas Wisata Lampung melalui bapak Fajri pun terlaksana. Reuni digital, menolak tua dengan cara-cara bersahaja
Lampung dan Jakarta sangat dekat. Dengan pesawat kita hanya merapat sesaat. Kurang lebih 50 menit perjalanan ditambah turun menuju pintu keluar bandara sungguh suatu gaya sultan yang rupawan. Ibarat waktu adalah uang, dan umur yang terus menua. Maka lelah tidak boleh menjadi pilihan. Kita hanya duduk. Tertawa kemudian bersenang-senang. Bahkan untuk melihat senja saja tak rela karena takut maag menyerang tiba-tiba.
Gigi hiu dari lampung sejatinya tak terlalu jauh. Jika dihitung estimasi waktu maka hanya 2 jam perjalanan yang dibutuhkan. Itu jika tanpa makan dan pantat pegal. Padahal asal handai taulan tahu. Kita hanya duduk manis dengan guide super handal fajrin tampan tak terlawan. Tidur, bangun, makan cemilan. Sampai ambil foto sebentar lalu pulang. Efisiensi adalah kunci. Itu pesan yang saya simpan sampai sekarang.

Menggunakan Sony Mirorless

Menggunakan Iphone SE
Saya tak akan bercerita lokasi. Karena Gigi hiu sudah familiar. Tapi saya akan bercerita lewat gambar dan rangkaian kata. Kuharap engkau menikmatinya.

Sudut gigi Hiu
Seperti getaran rasa, ombak gigi hiu menari menjajaki hati yang tak kebal akan luka. Karang tinggi menjulang tak beraturan. Itulah kenapa beberapa orang bilang karang disana mirip gigi hiu. Tak rata, namun tajam dan mematikan. Begitu tenang namun sekali marah barangkali hanya meninggalkan bangkai yang sulit ditemukan.
Ombak disini pun tak ramah. Nampak ganas dan mengerikan. Seperti amukan parade tarian luka. Siap mengoyak hati yang berbahagia. Lengah sedikit, hampa akan memenuhi ruang jiwamu dan kamu akan kesulitan bernafas menggapai keabadian tanpa adanya tawa.
Saya duduk agak lama diatas karang. Menikmati bagaimana ganasnya laut. Debur ombak seperti suara perang. Gejolak demi gejolak menandakan kita ini manusia kecil, bodoh dan tak berarti. lalu kenapa engaku menyombongkan diri?
Sebuah cerita menarik untuk Lampung dengan pantai gigi hiunya.
Salam dari kami, cerita yang akhirnya tertulis dan mencari kata terima kasih
Ah suatu kehormatan nih bisa ngeguide Om Wahyu ke Gigi Hiu.. Padahal rencannya awalnya ke Way Kambas ya.. *Sungkem sama sesepuh
Wakakaka makasih suhuku undangannya,,,,
Nice post bro…
Makasih mas
Bahkan untuk melihat senja saja tak rela karena takut maag menyerang tiba-tiba. Sek tak ngakak disik x))))
kok ga cerita pindang ikan simba sama lele sambel bu gendut yang juara itu juga sihh
aku kesini naik ojek dong. batunya gede2 bngt, rem motornya jg pake kaki. seru sedikit horor. hahahaha