Aktualisasi diri menjelma dalam banyak cara. Salah satunya memamerkan harta dan kuasa, dibalut suatu acara demi mempertajam citra.
Ada pula yang berlomba mendapatkan foto bagus, ladang gembira para wajah cantik dan tampan untuk dipamerkan di instagram.
Millennials, mereka menyebutnya seperti itu. Tonggak pemuda dalam rangka penerus bangsa. Bangun lebih pagi berbakti untuk negeri, lalu bekerja di BUMN untuk berkontribusi kepada Ibu Pertiwi.
Pada hari libur, para milenial itu mengadakan acara. Berlari hingga garis finish untuk berkontribusi. Katanya setiap finish peserta digunakan untuk menyumbang yayasan kanker, veteran dan segala sumbangsih baik. Tetapi beberapa lagi malah asik selfie, membagikan foto menawan agar tampak anggun dan rupawan. Tentu tidak semua, karena ada yang tulus membasahi tubuhnya dengan keringat, merajut tawa, mengukir kebersamaan dengan kawan-kawan. Lalu berebut selfie dengan ibu menteri.
Pemuda millennials bukan generasi bebek yang mengikuti trend tanpa mencapai jati diri. Berkarya dengan hati dan bukan dibungkam disposisi atasan atau sekedar uang cepek ditangan.
Baktimu untuk negeri, tanpa menyampaikan pesan, karya kita hanyalah menjadi sepotong wajah cantik dan tampan di media sosial lalu tak dikenang karena usia dan waktumu tak pernah abadi.

Start

Pemanasan

Persiapan

Jangan lupa Foto diri
Kalo saya masuk milenial gak ya bang?
Abang selebgram hits kakak idolaaaa
Milenial boleh gila digital, tapi banyak juga dari mereka yang menciptakan solusi melalui dunia digital. Cth : Gojek 🙂
Setuju sekali. Selalu ada sisi-sisi yang bisa diulas kak
Ebuset rame. Seru sekali itu lari malem malem
iya mas, bagus kok
gila gila gila, milenial dan kerja di BUMN….idaman semua orang
Iki rak komen absurd… Gilaaaaa Pertamina
Karena lari sebuah eksistensi
Eksistensi diri yang dibalut sehat
Eh eh aku ikut lho lari malam itu
Lumayan juga keringetan
Wah sayang kita gak bertemu dan berjabat tangan ya kak
Waaaaaa itu kok pada keren yaaaa ikutan lari-lari malem wkwkw. Saya mentok lari pagi aja, baru beberapa meter sudah megap-megap.
Saya lari dari kenyataan aja susah kak