Aku ingin bercerita kepadamu. Dengan kata-kata yang kurangkai dengan harap. Semoga setiap foto dan tulisan saya bersemayam indah, kuharap mampu menetap dalam pikiran.

Salam hangat dari Tumpak Sewu
Lumajang saya capai dengan naik kereta. Waktu yang relatif lebih singkat dari surabaya membuat saya lebih memilih transportasi tersebut. Kalian dapat memilih banyak mode kereta. Dari Logawa seharga IDR 29.000 sampai Ranggajati seharga IDR 200.000. Banyak pilihan waktu, banyak pilihan biaya walau nyatanya hanya namamu dihatiku #eh

Jenis kereta
Tujuan saya kali ini sebenarnya bukan hanya tempat, namun juga menjawab kerinduan saya dengan kawan-kawan lama. Beberapa tahun silam saat sekolah, hampir semua teman kontrakan saya adalah anak Lumajang. Harusnya Lumajang menjadi rumah kedua. Namun nyatanya saya memang jarang kesana. Merangkai cerita dengan segala kenangan yang ada.
Tempat yang ingin saya tuju kali ini adalah air terjun Tumpak Sewu. Hampir 3 tahun lalu, saat Tumpak Sewu belum bagus dan ditemukan. Datang ke Tumpak Sewu adalah mimpi saya. Air terjun ini megah, unik dan saya rasa terbaik di Jawa.

Bird View Tumpak Sewu
Dibawah kaki Gunung Semeru, dengan lubang besar, curam dan banyaknya rembesan kecil air yang jatuh membuat air terjun ini sangat indah tiada tara. Sebuah daya tarik wisata kabupaten Lumajang. Menghidupkan asa akan jutaan alam Indonesia yang indahnya tak ada habisnya.
Pada waktu itu kereta saya sampai pada malam hari. Dijemput kawan lama sebelum subuh berangkat ke air terjun. Maklum saja, waktu tak banyak. Di sela-sela bekerja saya hanya punya kurang dari 24 jam. Menjabat tangan kawan, mengambil foto kemudian bercerita panjang lebar lalu harus kembali ke Surabaya.
Saya datang ke Tumpak sewu pukul 06.00 pagi. Saat kabut begitu tebal menutupi pandangan. Gagahnya Semeru belum terlalu nampak, namun kabut pagi memberi pesan mistis yang menarik. Sebuah pengalaman yang menyenangkan. Memanjakan keindahan lewat mata, menghidupkan indera pendengaran lewat gemricik air yang jatuh.

Kepala Kobra
Jalanan menuju Tumpak Sewu sekarang sangat bagus. Keterbatasan waktu membuat saya enggan untuk turun ke dasar. Saya hanya menikmati air terjun dari atas. Menerbangakn drone satu baterai lalu selesai dengan menikmati kabut yang perlahan pergi.
Lumajang sangat istimewa dengan Tumpak Sewunya. Dan rasanya ceritaku tentang tempat ini semoga menjadi keping pelengkap diantara banyaknya foto, video tentang tempat ini diluar sana.
Jangan lupa follow instagram saya :
IG : @bukanrastaman
Lumajang menjadi kabupaten yang terkenal dengan curugnya. Salah satu yang paling dikenal ya Tumpak Sewu ini. Konon ke bawahnya butuh perjuangan lebih
Betul sekali mas, makanya nyerah aja kalo kebawah waktunya sedikit. hehehhee
Setelah dipikir-pikir memang belum ada atau bahkan tidak ada yang menandingi spektakulernya Tumpak Sewu ini di pulau Jawa?
Bisa jadi mas, itu menurut saya sih
Tumpak Sewu menjadi salah satu daftar rencana tujuan wisataku… Pengen ke sini……
Berangkat kak,…Semoga tercapai
Amiin mas….