Batas Keberanian dan Kematian Para Joki Tong Setan

Andai kita bisa memilih bagaimana cara kita mati. Barangkali akan selalu ada doa terucap tiada henti. Sayangnya, manusia sepertinya masih sibuk pada dunia, seakan mereka percaya bahwa kehidupannya akan selalu abadi.

tong setan

“Perkenalkan mas, saya Wahyu dari Pati” sembari tersenyum saya mengenalkan diri. ” Paktong mas aku, dari Demak” ujarnya dengan santai.

Tong setan, saya lebih suka menyebutnya seperti itu. Padahal nama aslinya biasanya disebut dengan Tong Stand atau Roda Gila. Dengan pengemudi edan, ahli dan bernyali. Namun terkadang lidah lokal lebih renyah untuk diucapkan. Mengganti kata stand dengan setan tampak lebih keren dan menarik.

FullSizeRender

 

“Mas latihannya gimana?” saya mengajukan pertanyaan kepada beliau. “Nekat mas,” dengan lantang dia menjawab. Tidak ada keraguan di matanya. Seakan itulah keyakinan yang mesti dijalani. “Nekat gimana mas maksdunya?” Saya menimpali dengan santai. “Nekat mas, ini kan buat orang yang masa depan suram. Kalo pas kebetulan jatuh ya bisa suram. Kalo aman ya lanjut terus.” sembari berkelakar beliau menjelaskan dengan santai. Dan memang itulah nyatanya. Joki tong setan adalah pekerjaan penuh resiko.

Raung suara knalpot benar-benar memekakkan telinga. Beberapa orang tampak tidak sabar menikmati dua pembalap tersebut mengemudi motornya. Malam itu adalah malam yang syahdu. Diantara gerimis, diantara harap, diantara doa istri joki yang berharap agar suaminya selamat. Para penonton mulai menyiapkan saweran. Berharap pembalap mengambil uang dari tangannya. Menegangkan…..

DSC03894-Edit

Ini mengerikan sekali

Telinga saya mulai berdengung karena kerasnya suara knalpot. Bersamaaan dengan pembalap yang mulai berputar-putar. Sembari memacu kuda besinya mereka juga bergaya saat menaiki motor. Ada yang sambil melepaskan tangan, tiduran, bahkan banyak atraksi ekstrim lainnya. Konon, kecepatan yang konstan adalahkunci untuk mengendalikan motor agar tetap stabil. Kadang mereka berputar dengan beriringan. Kadang salah satu lebih cepat. Jelas waktu tampaknya melatihnya bekerja dengan baik. Hingga mampu menciptakan hiburan atau mungkin kengerian bagi yang melihatnya, demi rupiah yang yang mereka perjuangkan.  Demi dapur dan mimpi-mimpi sederhana para pejuang.

DSC03232

Motornya masih 2 tak. Kalo mau lihat atraksi ini jangan lupa pake ear plug.

DSC03957-Edit

Berdooa selalu agar tetap aman

Tong setan memang bukan wisata kelas satu. Dia hanya hiburan rakyat di malam keramaian kota kecil, sedikit demi sedikit mulai tergadaikan dengan layar handpone dengan segudang fiturnya. Tetapi kepercayaan akan apa yang mereka lakukan, cerita dibaliknya seharusnya bisa menghidupkan roda-roda gila terus berputar dengan kantong mereka yang juga mungkin saja menjadi tebal.

Jadi apakah kamu sudah pernah melihat tong setan?

DSC03965

Selama  sebulan mereka tinggal disisni, mencari rejeki setiap malam

 

Advertisement

46 thoughts on “Batas Keberanian dan Kematian Para Joki Tong Setan

  1. Wah tulisannya bagus! 👍aku pernah nonton tong setan di Jogja wkt kecil. Dulu rasanya biasa aja, tp setelah dipikir bahaya bgt ya itu. Dan pasti gak ada asuransi. Emang semalem dapet brp mereka? Worth it gak sama harga nyawa? 😓

    • Wah asli Jogja kak. Iya Jogja dan sekitarnya juga banyaaak dulu tong setan. Sangat bahaya kak, gak bayangin hiks. Tapi memang begitulah realita kelas bawah mbak. Yang kadang tidak dilihat oleh banyak orang

  2. Foto yang sedang beribadah di tengah-tengah tong itu bagus banget Mas, sarat makna. Saya yakin majalah-majalah pasti memuatnya kalau Mas kirim ke sana, hehe. Ini potret banget bahwa manusia itu punya kebutuhan, tapi di saat yang sama harus melakukan apa saja untuk memperolehnya, karena itu kebutuhan.
    Saya jadi ingin menonton pertunjukan ini. Dulu saya lumayan sering datang ke pasar malam tapi belum pernah secara khusus menyaksikan atraksi ini. Entah kenapa sekarang agak menyesal sayanya. Hehe.

  3. Pernah tau ada tong setan karena pas waktu kecil selalu ada di pasar malam. Tapi ga pernah tertarik nonton karena rame dan bising. Melihat dari sudut pandang yang lain ternyata penuh haru ya… padahal dari luar kesannya sangar.

  4. Dulu jaman SD pernah nonton, ngeri kali lah..
    Mulai yang naik sepeda motor sampai sepeda genjot, lihai ambil saweran. Takutnya yaitu sepeda motornya keluar dari tong, njuk ke penonton kan serem…ahahaha

    Foto-fotonya bagus mas, jadi nonton foto story namun dengan tulisan yang menarik.
    Narasinya juga menarik untuk dibaca ulang sembari menanti gerimis reda.

    Matursuwun Mas,, 🙂

  5. Dari kecil sampai segede ini, Aku nggak pernah berani lihat Tong Stand Mas. Rasanya ngeri banget kayaknya dan kalau aku lihat panggungnya itu jadi goyang saat joki mulai menunjukkan aksinya.

  6. Di sini nyebutnya Tong Edan, sirkusnya orang Indonesia. Waktu masih bocah dulu di kampung sering ada pasar malam dan gak pernah absen nonton beginian. Sekarang pasar malam sepi dan digantikan pentas dangdutan haha. Dibilang bahaya emang bahaya, mana ga ada asuransinya, tapi orang dulu kan yang penting makan, mati urusan belakangan.

  7. Hiburan rakyat yang melenda ini mas.. kayaknya perlu dilestarikan.. di luar negeri ada ga kira2 hiburan yang sejenis mas.. ?

  8. Kalau dulu waktu kecil saya suka liat ini dengan sebutan ” Tong Edan ” mungkin saat ini sudah jarang terdapat Tong Edan dalam kegiatan Festival Rakyat …..Nekat Banget tuh Orang demi mencari Rejeki ..

  9. Aku terakhir kali ngeliat pas masih kecil (sekarang remaja). Gak berani ngeliat dari dekat, takut yang bawa motor kebablasan dan menghantam muka. Suka foto yang dia lagi solat. Adem.

  10. aku penasaran banget dari dulu mau coba nonton ginian, herannya ga pernah boleh sama bokap, mungkin dia lebih takut kalo ada apa2 sama motornya trus keluar jalur sih :(( dan bener yah emang bising banget. dan lagi-lagi tahun lalu juga liat wahana ini di Luna Park Sydney tapi kali ini ga masuk ke wahananya bukan karena takut dan ga dibolehin sih, lebih ke mahal tiketnya ahhahahahah, okeee nanti coba cari pasar malam ahh

  11. Dari kecil saya selalu ingin pergi ke pasar malam. Cuman waktu itu di pontianak jarang ada. Kalau adapun pasti mama melarang pergi. “Banyak copet” kata mama. Maka takutlah saya, dan sampai dewasa belum kesampaian untuk pergi ke pasar malam. Melihat postingan ini kembali menggerakan hasrat saya pergi ke Pasar Malam. Kebetulan di Semarang sedang ada pasar malam. Tidak sabar rasanya menonton atraksi Tong Stand itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.