Hidup itu tentang rasa syukur,belum bisa liburan ke luar negeri ya main di dalam negeri. Belum bisa kemana mana ya bercengkrama di rumah dengan keluarga. Tidak perlu dipaksakan perjalananmu, karena sejatinya kebahagiaan bukan terletak pada tempat yang jauh, tetapi kebahagiaan ada didalam kemampuan mengolah hati kita sendiri…

Penyelam sedang memberi makan ikan
Mendung menggelayut menyapa Jakarta siang itu. Saya dan Rani masih mempersiapkan perlengkapan makanan untuk si kecil. Mempunyai anak membuat gaya packing kita otomatis berubah. Biasanya kita hanya membawa 2 tas untuk jalan, kini berubah menjadi 3 tas. Begitu juga soal makanan, Kadang kala saat bepergian kita tidak terlalu memikirkan untuk makan dimana dan makan makanan apa. Sekarang kita harus lebih perhatian, mencari tempat makan yang tidak hanya enak dan sehat, tetapi juga nyaman agar si kecil merasa senang saat disuapi.
Hidup terus merubah kita, tetapi mencari kebahagiaan jawabanya selalu sama. Dari hati manusia itu sendiri.

Penasaran melihat Penyu

Beberapa pengunjung
Semenjak sengketa Pak Ahok dan Seaworld dimulai. Entah berapa lama tempat ini tutup. Hingga tanpa sengaja teman sekantor bercerita mengenai Seaworld, menimbulkan rasa penasaran tentang kenangan masa kecil yang kembali muncul. Kala kasih sayang Ibu begitu hebat tanpa batas kepada anak-anaknya.
Tiket masuk seaworld sendiri cukup mahal. Belum termasuk ijin memasuki area Ancol,Total kami bertiga merogoh kocek sebesar Rp 200,000.00. Dengan rincian 2 tiket Seaworld Rp.160.000.00 dan tiket masuk Jaya Ancol Rp.40.000.00. Sebenarnya cukup sepadan, karena saat memasuki area Seaworld banyak sekali ikan-ikan disana. Jadi bisa dibayangkan bagaimana mahalnya perawatannya untuk sekali makan ikan-ikan tersebut.

Tiket Seaworld
Ruangan di Seaworld agak gelap, tetapi tidak mengurangi kejelasan pandangan mata. Hanya kita harus mengatur settingan kamera lebih detail, mengingat kondisi pencahayaan yang kurang mendukung. Hari kerja membuat tempat ini tampak sepi, beberapa anak SMP melakukan tour dengan gurunya mengenai apa saja ikan disana, ladang pengetahuan baru tersaji bagi mereka yang haus akan ilmu. Sayang beberapa akuarium kacanya sudah tidak jernih, sehingga ikan-ikan besar tampaK tidak begitu jelas dilihat. Disamping itu sepinya pengunjung menimbulkan keraguan di benak saya, apakah ikan-ikan ini hidup layak seperti kondisi di alam aslinya.

Hiu Martil dengan akuarium yang kurang bersih

Tebak apa namanya hayoo

Dicium manta?
Terlepas dari itu semua kita memang harus memberikan apresiasi apa yang ingin disajikan Seaworld untuk masyarakat. Selain untung yang tentu saja ingin didapat, banyaknya wisata sambil belajar adalah pondasi awal kemajuan untuk calon calon generasi penerus bangsa. Taman bermain seperti Seaworld menurut saya harus tetap terjaga dan tetap berkembang. Sehingga anak-anak tidak bingung mau kemana menghabiskan akhir pekannya bersama orang tua.

keluarga kecil saya

Telepon koin sekarang ada ikannya
Jadi kapan kamu terakhir ke Seaworld?
wahhhh wis suweeeee
yuk ah kesana lagi 😀
bayarin yooo
endorseee mas 😀
Aku durung pernah mas
ayo mas dolan jakarta 😀
ohh udah dibuka lagi ya sekarang?
quote yang awal itu juara kaaaak
iya kak, udah dibuka dan masih sepi.. mungkin kalo mbak dita maen kesana bisa traffic naik seaworld nih…
heheheh makasih kak, belajar dari kak dita bikin quotenya ini…
belum prenah ke sanaaaaaaaa…. huhuhuhu…
hahahahaha aku yo lagi sekali mbak yang ingat, dulu pas masa kecil katanya pernah diajak, tapi aku gag eling 😀
Selama di Jakarta saya belum pernah ke Seaworld :haha. Menarik Mas, tapi membaca akuarium yang kacanya sudah tak jernih lagi itu… ah, konflik memang tak pernah punya dampak baik pada para satwa. Yang berkelahi siapa, yang kena dampaknya juga siapa. Mudah-mudahan kita bisa belajar dari sini.
Iya, quote pertama juga saya suka! Ini masalah kualitas, bukan kuantitas :hehe.
bener banget mas 😀
selalu begitu memang, padahal di balik konflik ada ikan yang butuh sumber makan dan juga pegawainya 😦
Yah, begitulah agaknya kalau penguasa cuma memikirkan dirinya sendiri.
betul sekali mas, demi perut sendiri
Wah. Buat ngilangin penat, jalan-jalan liat ikan nih 🙂
hahahaha jalan2 ma keluarga mas.. yang deket deket dulu 😀
Benaran ternyata sudah 10 tahun kali aku nga ke sea world. Emang sich kalau dihitung2 rada mahal untuk masuk ke arena sea world tapi benar kata mu mas, maintenance nya benaran besar sekali disini, jadi wajar kalau harganya termasuk mahal.
Senang yach bawa anak kesini. Banyak hal bagus yang bisa mereka lihat dan pelajari.
iya kak, ladang ilmu sebenarnya..
eh aku kok gag bisa buka blogmu ya kak.. yang self domain juga, apa alamatnya salah ?
Bisa koq wahyu di adelinatampubolon.com yach
meluncur kak
Terima kasih..
belum pernah… kabarnya sempat ditutup ya?
iya mas, sempat ditutup lama, tapi sekarang udah buka lagi
Nanti kalo ke jakarta mampir ahhhh
ayuuuk mas.. ajak aku ya 😀 , biar bisa belajar ma sampeyan
Belajar apa mas… Merangkai bunga?
merangkai kata aja mas
Wkakkakaka bisa aja
aku selalu berusaha bisa untukmu kak #hahahaha
Wakakakakkakak
aku blm pernaahh… huhuhu.. untung baca post ini jadi tau udah dibuka lagi…
iya kak, sekarang udah buka lagi kok
Idem sama Gara, aku juga belum pernah ke Seaworld deh 🙊
Hahaha bc komen aja kyknya ini
Duh ngece. Eh itu anakmu kok lucu unyu2 gitu sih. Pipinya pengen kakak gigit (((kakak)))
Hahaha la bpkx ganteng kok kak :p, pepes kapan tayang kak? Haha
Lagi mikirin judul yg pas biar se-hot guide nya 😂
terakhir kesana tuh pas study tour SMP, tahun 2002, heuheuheu *sudah tua
wah udah lama banget berarti ya mas, sekarang udah 13 tahun yang lalu 😀
Pingback: Catatan Akhir Tahun 2015 | Bukanrastaman
hmmmm .. saya belum pernah kesini ….jadi malu