Ide adalah buah karya Tuhan. diberikan kepada umat manusia untuk diwujudkan sehingga bisa bermanfaat bagi sesama. Mencipta kreatif demi kreatif tak berkesudahan dengan wujud baja sebuah angan.
Sore itu saya berjalan perlahan, menatap megahnya bandara di negeri seberang. Bagi saya bukan kemewahan yang ingin saya tangkap. Tetapi lebih mengenai perwujudan apa yang menjadi mimpi. Lalu lalang manusia silih berganti, menuju ke tempat dimana jejak kaki akan berhenti. Dari terminal 3 changi airport butterfly garden mengoda saya. Sekilas seperti taman biasa dengan tumbuhan hijau ada di setiap sudutnya. Beberapa kupu kupu dengan manis berdiam diri. Beberapa malah asik dengan manusia yang datang hanya untuk melepaskan rasa bosan menunggu. Anak kecil dengan tawa renyah asik mengamati hewan hewan tersebut. Sesekali kamera ibunya mengabadikan setiap gerak mereka. Menjamah isi keingintahuan yang terus tumbuh di hati lewat sebuah lensa.
Lukisan imajinasi membayangi, sebuah mimpi nyata bagaimana negeri kecil menyentakkan isi pemikiran saya.
kapan saya terakhir melihat kupu kupu ?
kapan saya pernah melihat kantong semar?
kapan saya bisa melihat sebuah tawa dari sebuah ide yang terpalikasikan? dan hari ini Butterfly garden mengajari akan hal tersebut. Jutaan ide di kepala pemimpin kita yang akhirnya menjadi janji kosong kampanye, ide yang besar ternyata cuma berhenti dalam janji manis setelah jadi penguasa. Dimana jika ditarik garis lurus adalah cermin ide kita sendiri. Mengoreksi mimpi kita apakah sudah terwujud. Apakah sudah benar dan apakah jalan sekarang adalah proses kesana?
Disitulah contoh kecil sebuah ruang publik, membuat segala sesuatu menjadi menarik. dan kita akan bercerita jika kembali kesana.
Kita bisa hidup dari ide gila. Tapi jadi benar benar gila saat kita tak bergerak menggapainya. Dan lagi lagi buterfly garden Changi Airport menjadi tempat untuk berguru dan memilih apa ide yang harus terwujudkan. Disana dia menciptakan udara yang sama, iklim yang mirip asli dan kepompong dijajarkan dalam suatu alat untuk menetaskannya menjadi ulat sampai bisa terbang dan bermetamorfosis. kreatif dan niat sehingga membuat hal yang tampak sederhana menjadi sungguh luar biasa.. Salam
Noted :
- keterangan segala yang berada di Butterfly Garden
- Butterfly Garden terletak di Terminal 3 Departure Transit Lounge, Level 2 & 3, Transit Area
Jadi ga bosen ya mas kalo nunggu lama di airport. Mungkin di bandara indonesia juga bisa diterapkan taman bermain mainan tradisional. jangan cuma wifinya aja yang ditambahin. apa sebetulnya sdh ada ya taman bermain spt itu? *soale jarang numpak pesawat aku mas. cuma sorak njaluk duite lak ndelok pesawat. hwehehe
hahahah di bandara indonesia ojek aja ada yud 😀
lah kowe jarang numpak pesawat lah aku piye jal 😦
sampeyan iki wis ga diragukan lagi kok, malang melintang dunia penerbangan. hwehehe
malang jakarta enak kereeetaaaa mas 😀 hahahahaha
hahah, setujuu! Bandara changi itu bandara yang paling nggak bikin bosen, meski transit hampir seharian 😀 Indonesia belum punya yang kayak gini nih~ semoga kedepannya punya juga!
amiiiin.. kalo cengkareng punya kayak gitu mantaaap bener dah
iyaa, biar nggak bosan kalau kena delay di cengkareng :p
Patut jadi contoh banget ya Changi itu. Semoga yg berwenang nggak cuma study jauh-jauh, cukup tengok Singapura saja 😀
Dari gambarmu di atas jadi tahu kalau kupu-kupu nggak cuma suka dengan pohon jeruk sebagai penarik perhatiannya, tapi juga nanas! baiklah, besok mo jejerin potongan nanas segar di depan rumah hahaha
hahahaha saya juga heran, kenapa kok mau nempel ya. mungkin diolesi semaca naktar gitu kali. btw, kalo jenengan udah berhasil akuuuh kabarin ya
Sebenarnya kalau mau, tak ada yang tak mungkin ya. Tapi mungkin beberapa kita terlalu terlena dengan fakta bahwa negara ini kaya, makmur, sejahtera, gemah ripah loh jinawi sampai-sampai tak mau berusaha untuk melestarikan, melainkan yang ada malah menunggu kehancuran. Beda dengan negara sekitar yang secara literal “tak punya apa-apa”, akibatnya mereka berusaha untuk punya, dan apa yang didapatkan dengan usaha dan keringat memang akan dijaga banget-banget, beda dengan apa yang sudah “diberikan” sebagai hadiah tanpa usaha :hehe. Memang sesuatu akan muncul ketika sudah terdapat “kelangkaan”, kalau saya boleh meminjam postulat ekonomi :)).
dan semua akan menjadi berati saat tak lagi di sisi..
mungkin seperti itulah ya kak yang terjadi di negeri ini. pengen bangun ini itu terjebak birokrasi.. pengen punya mimpi hanya sekedar pengen tapi tanpa berusaha
semoga kita semua tidak seperti itu kak
Yep, semua baru akan bermakna ketika mereka telah tiada. Amin, semoga kita tidak termasuk golongan orang yang seperti itu :)).
Howdy would you mind sharing which blog platform you’re working with?
I’m planning to start my own blog soon but I’m having a hard time selecting between BlogEngine/Wordpress/B2evolution and Drupal.
The reason I ask is because your layout seems different then most blogs and
I’m looking for something completely unique. P.S Sorry for getting off-topic
but I had to ask!
Oh ini toh. Kalau di tempat semacam ini bukannya kupu-kupunya lumayan jinak ya? Meskipun nggak nempel di tangan, tapi kan nggak kabur kalau didekati toh?
Klo soal komposisi, foto-fotomu udah sip Bro. Cuma ya mungkin lensanya kurang mendukung. Bisa dicoba pakai lensa yang punya bukaan diafragma besar (f/1.8 – f/2.8) biar latarnya lebih nge-blur.
asiiik kakak sesepuh mampir,
bener mas, emang butuh masukan soal lensa. Bagaimanapun ada beberapa foto yang memang harus didukung faktor lensa. kalo boleh tahu yang F gede rekomendasi apa ya mas? saya pake mirroles nie
kakak sesepuh? merasa udah tuwa, padahal nikah aja blum.. hiks… T.T
Dirimu pakai merk kamera apa? Klo Nikon, 18.5mm f/1.8, klo Canon 22mm f/2 STM. Lebih lengkapnya meluncur ke http://www.sansmirror.com/lenses/lens-database/ saja
I am in fact grateful to the owner of this web page who
has shared this impressive post at at this place.