Bagi setiap orang yang pernah tinggal di Jogja pasti setuju, setiap sudut kota Jogja itu romantis
-Anies Baswedan –
Panas matahari masih menyengat di kota Jogja yang selalu menyenangkan, memantulkan pemandangan warna-wani rumah pinggiran kali Code hingga tampak lebih menyala. Ruang jogja masih sepi, menikmati siang di bulan puasa membuat warga kampung enggan melakukan aktivitas di luar rumah. Kebanyakan senang berdiam diri, samar terdengar tawa lepas anak-anak asik bermain bola, menentang panasnya siang dengan sebuah kegembiraan
Di ruang publik kampung code, beberapa ibu sibuk berbincang. Tampak Harmoni, walau ada pengertian bahwa kemiskinan telah mengintai kehidupan mereka sejak lama.
Saya menyadari, Tabungan saya saat ini belum cukup untuk melihat langsung perkampungan Kickstarter, Rio de Janeiro, Brasil, dengan project a Favela Painting mereka. Tetapi, sejak melihat kampung Code yang berubah warna sekarang, mendatanginya pun sudah memuaskan hasrat. Bukan sekedar mendapatkan foto bagus. Tetapi meresapi rasa syukur dan sebuah mimpi yang mulai berbicara kepada arah dan perubahan yang lebih baik.
Kampung Code terletak di kawasan bantaran kali Code, di bawah jembatan gondolayu. Tempat ini berubah karena tangan dingin Romo Mangun. Beliaulah cikal lahirnya perubahan tersebut, bukan hanya mengubah tata letak kampung. Tetapi mengenai kebudayaan dan sikap yang juga mulai ditata. Bukan apa-apa, disanalah dulu sebenarnya tempat pengemis, pemulung dan kaum kecil lainnya tinggal. Tersisih dari hingar bingar kota besar sehingga menjadi tempat kumuh di bawah jembatan. Ada wacana pemerintah menggusur tempat tersebut.Tetapi Rowo Mangun malah memperjuangkannya, merubah menjadi lebih baik dan berpotensi menjadi desa atau kampung wisata.
Masa lalu telah lewat, kini kampung Code mulai berdiri dengan bagus. Penataan ruang tempat tinggalnya cukup rapi dan unik, bahkan mural dengan slogan-slogan menghiasi dinding mereka, beberapa memang masih menjalani pekerjaan menjadi pemulung. Tetapi anak kecil disana masih punya mimpi lebih tinggi dan besar. Belajar untuk masa depan yang lebih terang
Di kampung Code beberapa pemuda peduli bangsa turut serta hadir mengajar disana. Merelakan waktu agar generasi kedepan menjadi lebih baik. Dibalik tembok kumuh kampung code yang mulai berganti, ada jemari harapan yang selalu membimbing.
Semoga..
Sempatkanlah mampir disana bila ke Jogja, dan semoga kita bisa melihat keindahan sebuah tempat dari cara yang berbeda.
Mantabs maspet,
tau kampung code dari film “Jagad X Code”
Kini semakin jadi lebih tau dengan adanya post sampeyan..
Nice post maspet 👍✅
Makasih master danu..
Sudah mau berkunjung di blog newbie.. ditunggu karyanya
yogya memang selalu bikin penasaran kak
iyaaa kak,
tgl 9 jadi kan?
jadi dong 😀
jogja memang istimewa, hidup disana 2 tahun dulu, tiap bulan paling tidak 2-3x kesana..apalagi liat fotonya jenengan mas. itu kayak kampung di brazil buat syuting fast to 4 hehehe
hahahaha bisa aja mas
njeh mas, jan enaaaak teng jogja, gag enakx pas weekend.. ramai bange 😀
Nah itu Skg jogja klo weekend yg bikin males macetnya..pake poll..jenengan d jogja trsnya mas
mbottten mas.. kebetulan namung wingi kalo masnya mungkin pas di jogja dan saya juga. mungkin bisa ketemu mas
Tadi pagi saya di jogja mas ,tp siang trs pulang
Aku baru tahu ada ini di Jogja. Warna-warni rumahnya ceria banget 😀
iya mas masih baru..
bener, seceria akan menjelang libur pulang kampung 😀
Saya jadi malu rasanya kemarin ke Yogya tapi belum sempat tandang kemari. Menyaksikan anak-anak itu semangat belajar untuk masa depan yang lebih baik (dan saya berdoa semoga masa depan mereka jadi lebih baik) pasti akan jadi sangat menarik dan menggugah jiwa. Kampung yang apik, bersih dan menarik serta anak-anak yang semangat belajar pasti membuat lingkungan itu menjadi lingkungan yang ideal untuk tumbuhnya pemimpin-pemimpin baru di masa depan!
amiiin mas…
semoga mas gara bisa segera kesana lagi dan mengambil hikmah atau menuliskan lewat kacamata pandang jenengan yang brilian..
satu kata, salut bagi semua yang peduli dengan masa depan generasi muda disana walu tidak mudah
Amiin, semoga bisa ke sana lagi, buat main-main sama anak-anak di sana :hehe. Ah, terima kasih sekali atas apresiasinya, Mas :)). Jadi bagaimana dengan rencana buka puasa bersamanya? :hihi.
yuuuk jadi mas… kamis di kerang kiloan pak rudi insyaallah..
Kerang kiloan Pak Rudi itu di mana, Mas? :hehe.
Jl. Pati Unus 9, Blok M, Jakarta mas Gara 😀
Noted, thank you!
Saya kira penglihatan dan pemikiran (insting) Romo Mangun sangat tajam. Mempertahankan dan memperjuangkan kampung Code berarti menyelamatkan anak-anak yang ada di sana. Mereka generasi yang harus dijaga dan dididik demi masa depan. Romo Mangun mungkin beranggapan, Kampung Code harus dipertahankan, agar menjadi tempat bagi orang yang belajar peka dan peduli bagi sesamanya yang kurang beruntung.
Cerah banget yo Mas lihat atap2nya itu, apik 🙂
makasih mas udah mampir, btw aku baru nyadar tiap jenengan post gag masuk notif.
iya mas, beliau adalah orang yang mungkin semakin sedikit di negeri ini. Dimana mau mengambil sisi kehidupan dan harapan manusia yang dianggap tersisih
Saya juga heran mengapa tidak masuk notifikasi ke blogger yang dituju. Ah embuh wes Mas 😀
haha postingan rifqy di blogku juga gak masuk notif, tapi terus aku ubah settingan wordpressnya yang sayangnya aku lupa, jadi bisa keluar notifnya 😀
Instagram-able banget gentingnya! 😁
IYAAA MBAK 🙂
Warna atapnya itu sudah memberikan pembeda dengan kampung lain.
Biasanya kehidupan di kampung seperti ini guyub.
bener mas, suatau hal yang terkadang jarang ditemukan di sebuah kota besar
Romo Mangun itu idolaku. Sayangnya idenya dia tentang Kali Code nggak banyak ditiru di kota-kota lain yang lebih memilih penghapusan daripada penataan. Aku pernah berjalan-jalan di atas dan menilik museumnya di tepian Code. Bagusnya adalah ia membuat sungai menjadi vista, bukan menjadikannya halaman belakang.
bener mbak, wah pasti menarik bagi jenengan yang memang jurusan arsitek mbak 😀
jujur saya salut dengan beliau atas semua hal yang sudah dilakukannya
caranya mendesain juga down to earth banget, sesuai kemampuan, sesuai kebutuhan, tidak banyak ruang berlebih..
bener kak, walau kurang tau mengenai ilmu arsitek tetapi emang bagi saya yang awam. Baguuus banget
Aku belom pernah ke sana.. Jadi pengen membaur dengan mereka :’D
berangkaaatin kak, gag rugi kok. Bisa banyak dapat hal positif
beberapa kali main ke jogja, tapi belum pernah ke kali code. Ancer-ancere ndi mas?
walah mas, gampang kok, pokoe jembatan gondolayu cedak dari malioboro jogja. aku detaile gag pateo apal. soale numpak ojeek 😀
Tulisan singkat, namun sarat makna.
Sejak kapan ya Kali Code jadi warna-warni? Terakhir mudik ke sana pas Paskah masih belum ada kayaknya.
barusan 1 bulan ini mas..
loh jenengan asli jogja ya
Oh pantes. Awal Mei aku mampir ke sana masih belum ada. Selalu ada yg baru ya di Jogja. Entah buatan manusia, atau potensi alam yg baru ditemukan 🙂
Iya aku asli Jogja, mas. Merantau di Bandung.
Dan aku merindu jogja, warna warni nya kece yaaa tapi sayang setelah di dekati masih banyak yg jorsek jorsek ihik ihik
Hahaha bnr gan… tp lumaya better lah dr kmpg kumuh sebenarnya
liat postingan abang jadi pengen ketawa sendiri kalau inget dulu waktu bolang sempet pernah tidur di bawah jembatan gondol ayu pakai alas kardus hahaha, kangenn banget suasana jogja .
salam kenal, terima kasih sudah berkenan mampir
wah keren juga ya ampe ngemper di jembatan gondolayu. gag takut mbaK?
salam kenal
kalo ke jojgja, cuma ke malioboro, besok coba ke sini ah, jepretannya bagus mas,
anyway, kunjungan perdana, salam kenal 🙂
salam kenal mas, saya juga follow 🙂
blog jenengan juga keren
Pingback: Catatan Akhir Tahun 2015 | Bukanrastaman
wahh pernah nih ke kalicode ikut pemancingan hehe
keren mancing disana, btw emang ada ikannya. hahaha
Pingback: Post C: Primary Research | Indonesia Global Design Studio