Menyapa Alam Di Curug Malela

Semakin sulit alam ditembus. Maka  semakin asrilah tempat yang dituju.

image

Curug Malela

Kalimat tersebut tertanam di kepala dan hati saya saat mengunjungi alam. Menunjukkan betapa luar biasanya maha karya Tuhan untuk Menciptakan takjub demi takjub yang tak berkesudahan

image

Tracking

image

Jalan ke malela saat panas

image

Menuju hutan, menuju Curug

image

Berjuluk Niagara mini. Karakteristik Curug Malela memang lebih kecil dibanding air terjun kebanggan negeri Kanada. Tetapi bila ditanya bagaimana keindahan disana? Maka saya akan menjawab “Luar biasa”

Alasan Pertama adalah karena letaknya memang berada Indonesia, dimana semakin menunjukkan kekayaan yang berada di negeri ini. Kedua, untuk menuju kesana dibutuhkan bukan hanya kemauan tetapi tekad dan perjuangan yang memang harus turut serta hadir dalam diri. Menjadikan kita terus bersyukur bahwa setiap perjalanan adalah bahan instropeksi diri kita terhadap alam, manusia dan Tuhan.

image

Malela dari Jauh

image

Sebelum memasuki hutan

image

Sungai dari Curug

Mengingat Cinta 🙂

image

Sujud kepadaMu

Curug malela adalah air terjun yang terbilang baru sebagai destinasi wisata. Selain trackingnya yang bikin dengkul lemas. Untuk akses kesana juga masih menggunakan ojek sejauh 9 km dengan kondisi medan yang buruk. Ditambah usaha untuk jalan kaki kurang lebih sejauh 6 km.

image

Another Malela

Bila musim hujan tiba. Menuju Malela menjadi tracking yang tampak mengasyikkan. Batuan menjadi licin dan tanah menjadi gembur, ditambah tanjaan yang terjal baik yang kita lewati menggunakan kaki atau kuda besi sekalipun.

image

Naik ojek 9km dengan track seperti itu

Terlepas dari itu, suasana alam yang indah dan pemandangan curug akan menjadi penawar. Menyegarkan mata dan pikiran untuk sekedar lebih bisa bernafas sebagai manusia. Ditemani dinginnya cuaca, rintik hujan dan teh hangat yang menambah harmoni perpaduan syukur atas nikmatNya.

image

Salam lestari

Perjalanan menuju Malela mengajarkan tentang hidup yang terus memilih. Diantara Jarak yang selalu menciptakan peristiwa. Lalu mengais sisi manusia mengenai waktu. Belajar untuk tidak mengeluh karena jauh. Dimana hikmah mengenal Tuhan adalah sebuah karunia.

image

Noted :
1. Curug malela merupakan air terjun yang terletak di Bandung barat perbatasan Ciancur.

2. Untuk menuju kesana kita bisa menggunakan mobil pribadi atau kendaraan umum.

3. Perjalanan saya menggunakan rute kendaraan umum dari jakarta. Dengan detail sbgai berikut :

Jakarta – cimahi :
kereta argo parahyangan pukul 05.15 harga 95rb

Cimahi – buni jaya :
Disini kita menggunakan 3 kendaraan umum. Yang pertama naek bus menuju pasar cililin, oper angkot kuning menuju liang meong, pindah elf menuju buni jaya dengan harga 30rb. Tetapi jika kalian datang pagi bisa menggunakan elf menuju Buni Jaya untuk sekali jalan dengan harga yang sama.

Buni jaya – malela
Ini adalah perjalanan yang lumayan melelahkan. Disini kita harus menggunakan jasa ojek. Harganya 120rb, tampak mahal. Tetapi percayalah jika kalian melewati medannya harga segitu menjadi rasional. Jaraknya 9 km dengan jalan yang aduhai.

Untuk ojek kebetulan saya kenal koordinator disana. Namanya Pak Dedi kohok. No tlpn : 087822873886

Beliau adalah penanggung jawab dan ketua ojek di malela. Orangnya baik dan ramah.

4. Jika kita terlalu malam di malela kita bisa menginap disana. Bisa bertanya ke pak dedi. Beliau tidak pernah memasang tarif menginap. Tetapi ada baiknya kita tahu diri untuk memberi uang atau sembako ke mereka.

5. Pakailah sepatu/sandal untuk tracking. Apalagi di musim hujan. Karena medan bisa berubah menjadi berat sewaktu waktu

6. Ada beberapa pedagang disana. Please tolong belilah. Gorengan disana seharga Rp 500 rupiah. Teh hangat Rp 3000. Dan setiap hari mereka berjalan 30 menit lebih untuk berjualan.

7. Mari jaga nusantara ini, jangan buang sampah sembarang. Apalagi di sekitar air terjun membuangnya. Karena orng pandai dan bijak mengerti membuang sampah pada tempatnya.

Advertisement

38 thoughts on “Menyapa Alam Di Curug Malela

  1. Kalo inget perjalanan ke malela rasa nya ngak pingin ngulang lagi tapi begitu sampai ke air terjun nya pasti bilang “Thanks God atas karunia Mu”
    Pahaku gempor dan kaki cenut2 jalan ke malela tapi puas hahaha

  2. saya sukanya sekali foto ketika sholat di depan air terjunnya..
    Allah bersama kita kemanapun kita melangkah, pun begitu dengan kita, tidak boleh melupakanNya kemanapun kita melangkah juga 😀

  3. Rincian perjalanannya jelas sekali. Bener-bener membantu. Siapa tahu tahun depan saya ke sana, hehehe. Eh itu jasa ojek 120 ribu pulang-pergi atau cuma sekali jalan? (klo sekali jalan biaya ngojeknya 240 rb dong?)

    • amiin mas, kesana pas kemarau airnya relatif jernih mas.

      120 ribu itu pulang pergi, dengan medan yang susah begitu kukira cukup setimpal kok mas 🙂

      orannya juga ramah, kita bisa menginap disana jika kemalamam 😀

  4. Bang, minta nomer hp nya kalo kaga keberatan.
    akhir desember saya mau kesana, mungkin kita bisa sharing or berbagi pengalaman abang…

  5. Pingback: Catatan perjalanan 2014 dalam kata | Bukanrastaman

  6. Pingback: Turnamen Foto Perjalanan Ronde 55: Waterfalls | Bukanrastaman

  7. Pertama saya kira 120ribu sekali jalan, ternyata pulang pergi :hehe
    Perjuangan memang sebanding dengan hasil yang didapat. Keren banget air terjunnya! :))

  8. mungkin semua jalanan menuju curug begitu ya mas saya juga pernah ke curug badak jalan nya pun begitu cuma jalan setapak dan becek pula tapi banyak cerita nya juga loh di curug sampai cinta nya bersemi di curug kaya mas wahyu itu loh 😀 subhanalloh mas curug nya indah banget ya pengen dong berkunjung ke sana 🙂 tapi jauh ya mas di jakarta hmmm

    • wah mana tuh kak curug bada, jadi tertarik. iya kak. beberapa curug meang gitu. Tapi malela ini lumayan parah sebenarnya.. cuma keindahannya juga ada

      btw salam kenal ya kak, makasih dah mampir

    • hahahaha pertanyaan yang susah dijawab tapi menarik untuk dibahas mas.

      secara di tahun ini kita lagi happening banget dengan perjalanan. ada tempat bagus, langsung didatengi dan buat foto lalu upload. sedangkan sampah pun kerap ditinggal.

      padahal ini Indonesia dan semua orang berhak untuk mengunjungi tempat yang ingin kita raih, tetapi kembali lagi. diri sendiri adalah kontrol paling baik dalam menjaga lingkungan

      kalo menurut jenengan gimana mas?

      • menurut saya, saya ikut bang wahyu saja. tapi tetap ada rasa dilematis sendiri ketika saya mempublish situs2 sejarah sekaligus situs wisata di kampung halaman.

        Satu sisi, saya berharap kampung saya ini pariwisatanya berdiri. tapi di sisi lain, para pengunjung yang datang entah dari mana2.. pasti akan merusak, minimal dengan buang sampah. hihihi

        saya pribadi, terkadang memilih tetap menulisnya sambil terus mengingatkan kalau itu warisan dunia 😀

  9. Curug Malela memang karya luar biasa Sang Pencipta,
    10 Oktober 2015, saya menginap di rumah pak Dedi Kohok,
    Orangnya ramah keluarganya menjamu tamu dengan baik,
    saya Hiking Start dari rumah pak dedi sampai ke curug, sedikit motong ke perkebunan Teh, lumayan melelahkan track nya, tapi terbalas oleh karya pemandangan-Nya.. 🙂

  10. Pingback: Pagi Di Curug Tujuh Cilember | Bukanrastaman

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.