Udara subuh selalu menyisakan rasa kantuknya yang hebat. Mendorong raga ini untuk kembali menarik selimut dan merasakan empuknya kasur hotel. Maklum saja, harga hotel yang mahal ditambah fasilitas yang lengkap tentu sangat sulit dilewatkan. Tetapi rasanya semua itu kurang cukup menghentikan niat saya melihat sunrise di kota sejuta dewa. Menyapa cahaya merah bulat datang menghangatkan bumi.
Berbekal obrolan malam dengan Pak Made Amri, saya diberi petunjuk spot untuk melihat sunrise yang berlokasi dekat hotel. Dengan cerita mengenai Water Blow dan golden hour sebagai backgroundnya. Racun yang menarik untuk menjadikan kata sepakat menuju kesana.
Masuk ke hotel nusa dua, lalu tinggal berjalan menuju pantai. Lokasinya mudah dijangkau. Dengan suasana pagi yang masih sepi dan beberapa orang berolahraga. Sekumpulan anak muda dan turis mancanegara menemani saya hari itu. Pagi yang indah, dalam kedamaian pulau dewata.
NOTED :
– Siapkan baju cadangan jika ingin menikmati water blow. Karena ombak yang menyapa kita akan membasahi baju.
– hati-hati dengan kamera jika masuk ke spot dimana water blow akan menghampiri kita. Karena besarnya ombak tidak bisa diprediksi. Kadang besar kadang kecil. Sehingga ada baiknya kita memakai case anti air. Bisa merk dicapac dll
– waktu terbaik menurut saya untuk kesana adalah saat dini hari. Dimana suasananya tidak begitu ramai. Disamping itu kalian juga bisa menikmati sunrise.
Pingback: Catatan perjalanan 2014 dalam kata | Bukanrastaman
Pingback: Sebuah Cerita Di Hotel Melia Nusa Dua Bali | Bukanrastaman
kombinasi yang super kece ini….