Tua itu pasti tapi memilih mengabdi dan setia adalah pilihan.
Bangunan tua yang berusia ratusan itu tampak sedikit mistis. Cat yang mulai pudar dan kayu yang mulai lapuk mewarnai tiap sudutnya. Wajarlah, usia berabad abad telah menyapa kesultanan solo. Menjadi tonggak sejarah tentang agama dan peradaban. Dimana pada akhirnya semua hal yang menarik akan tersirat, tak tampak kasat mata bila bicara tetapi kita semua dapat mengambil hikmahnya.
Disudut dekat pendopo agung wajah tua dan gemuk duduk dengan sigap. Dia selalu mengingatkan apabila para tamu melangkah melebihi papan peringatan menuju pendopo. Tak ada keluh kesah,walau tampak gurat lelah terbaca di wajahnya yang termakan usia.
Digaji 50 Ribu per bulan dan belum dibayarkan selama 9 bulan. Adakah yang mau melakukannya di tahun 2014 ?
Dialah manusia di nusantara yang menepis kata uang bukanlah segalanya. Beliaulah orang yang menggantungkan kepercayaan diri yang tinggi bahwa hidup adalah campur tangan Tuhan dan kita ini hanya berusaha. Menikmati semua proses hingga waktu kembali tiba.
“Lebihkan rasa syukur” begitu abdi dalem bercerita. Karena sejatinya kita ini hidup sementara dan menepati janji pengabdian adalah sebuah pilihan. Jika abdi dalem mengabadikan dirinya kepada kesultanan dan Tuhan. Maka biarkan diriku belajar mengabdikan diri kepada Tuhan dalam setiap karunianya.
Noted :
– Abdi dalem tidak pernah meminta uang, tapi jika kalian mengajak ngobrol dan bertanya atau minta foto. Berilah mereka uang walau sedikit itu menyenangkan mereka.
– Tiket masuk ke kesultanan solo sebesar Rp 10.000. selain bertemu abdi dalem disana juga bisa menikmati sejarah bangsa ini
– Banyak sekali peninggalan sejarah yang tersimpan disana. Ada Al-Qur’an berbahasa jawa, lukisan, dan masih banyak lagi
d gaji 50rb/ bulan dan belum menerima selama 9 bulan? Pengen nangis… zalim sekali yang melakukannya…
salam buat kak feby yaaaa
Iya mas, aku jg miris. Tp dia dngn ikhlas melakukan. Mungkin krna yakin dpt berkah ya.. hahahaha.
Kak febi lg cari jodoh mas. Hahaha.
Mksh dah mampir master ::D
hah? widow? mau gak jadi yang kedua dari pegawai BUMN gitu? 😀
Wah it jawaban yang sebenarnya uda bs dijawab mas. Tp sulit untuk diungkapkan. Bgamana kalo yg kedua dr Biker aja. Wkwkwk
hahahahaa… asyemb
Kalau dipikir-pikir, Abdi Dalem (baik yg di keraton Jogja maupun Solo) memang bukan pekerjaan yang profitable. Eh, mungkin nggak pantas juga disebut pekerjaan. Soalnya abdi dalem itu lebih condong pada pengabdian. Apa yang menjadi tujuan utamanya adalah mencari ketentraman hati. Coba kalau nggak, wah mesti sudah pada demo itu para abdi dalem, hehehe. Tapi sayangnya, karena tujuan utama mereka seperti itu kadang para pejabat sering “lupa” hingga 9 bulan lamanya…
ya bener sih gan, bagi mereka itu mungkin cuma pengabdian. tetapi kalo saya pribadi sih liatnya pekerjaan, karena dia juga membersihkan mengingatkan dll..
tetapi apapun itu salut banget sama mereka… belajar ikhlas jadinya 😀
Makasih dah mampir gan
Pingback: Catatan perjalanan 2014 dalam kata | Bukanrastaman
Ralat:
Tidak ada itu Kasultanan Surakarta/Solo. Yang ada adalah Kasunanan Surakarta/Solo. Jadi raja Surakarta/Solo itu bukan Sultan tapi Sunan. Sultan dan Sunan itu beda.
Noted mas, makasih masukannya.