Banyak yang berpendapat melihat sunrise kebanyakan harus berada di Pantai atau di Gunung. Bisa jadi, tapi tidak selalu menjadi kiblat. Mungkin jika kalian melihat cahaya langit di Borobudur maka kita akan mengerti bagaimana indahnya warisan tanah budaya ini dengan sentuhan warna dari Tuhan.
Warna langit dan kombinasi patung yang begitu harmoni tersebut membuat saya terketuk untuk menuju kesana. Borobudur sendiri bukanlah kata asing dari warga Jawa Tengah seperti saya. Pendidikan masa kecil dan hampir seluruh wisata menjelang kelulusan sekolah dasar mengarah ke area tersebut. Jadi tak heran jika saya mengerti akses kesana begitu mudah.
Warna langit tak dapat diterka, kita hanya bisa berharap dan selanjutnya Tuhanlah yang memberi warna. Impian saya kali ini melihat cahaya tersebut kurang beruntung. Kabut yang muncul menutupi matahari pagi. Tapi bagaimanapun candi di borobudur selalu dapat memberi daya tarik tersendiri pada tiap sudutnya. Menawarkan energi positif dalam warisan budaya.
Ada banyak cara menikmati sunrise di borobudur. Tapi mungkin hotel Manohara lah yang punya sim untuk menjual cahaya tersebut dari dekat dengan latar stupa yang menyambut cahaya pagi.
Lain kali saya akan berkunjung kembali ke Sana, Menyambut hangat cahaya pagi di Borobudur. Menikmati hangat mentari bersama indahnya warisan budaya. Selamat menikmati Borobudur dan melihat keunikan dari berbagai mata.
NOTE :
– Menikmati cahaya pagi di Borobudur paling dekat adalah dari Hotel Manohara. Sayang harga tiket yang mahal membuat kebanyakan bule yang berkunjung kesana. Untuk harga tiket detail sebagai berikut :
• Wisatawan Asing : Rp 320.000
• wisatawan Lokal yang tidak menginap : Rp 280.000 ( sekitar )
• Wisatawan yang menginap di Manohara : Rp 250.00
– Alternatif lain untuk menikmati pagi di borobudur bisa lewat bukit puthuk setumbu. Sekitar 4km dari lokasi Borobudur dengan harga yang Murah.
– Kita tidak bisa memprediksi kapan kita bisa melihat Sunrise disana. Jadi siap-siaplah untuk tidak kecewa jika gagal melihat sunrise karena banyak budaya dan keindahan yang bisa kau temukan.
Luar biasa, secara tersirat Anda menggoda saya untuk kembali melakukan plesiran menuju Jogja. 😀
Jogja slalu istimewa mas.
Ada pepatah lama bilang jogja tercipta dari rindu, angkringan dan seni. Tak heran smua keunikan dan jati diri para warganya ada disana.
Makasih dah mampir mas di blog saya
Keren nih Jogja, meskipun almarhum kakek aku asli Joga tapi aku gapernah kesana. Sekali pun pernah ke Jogja saat bayi, lupa deh ngapain aja disana. Jadi pengen ke Jogja nih:D
Beramgkat aja gan. Jogja sejuta pesona emang. Belum makanannya. Pokoknya sedap pake banget
tiket ny yang nggak nguatin.. heheheh
Iya gan. Harusnya buat orang lokal lebih murah. Hahahaha
Belum pernah ke Borobudur waktu sunrise karena pingsan lihat tiketnya haha,,, tapi surga emang mahal 😀
Jangan pingsan gan. Ntar berat bawaanya hahahaha.
Btw kalo kita bikin petisi buat borobudur harusnya orang lokal punya harga berbeda 😦
Jogja Exsotissss
Pingback: Catatan perjalanan 2014 dalam kata | Bukanrastaman
Kesannya dramatis ya kalau mendung, tapi tetep oke banget. Ini yang paling saya buru, kapan ya? Kapan ya? *rogoh-rogoh celengan ayam*