Adakalanya kita berhenti sejenak untuk melihat langit berganti warna. Menatapnya begitu dalam untuk merasakan kehadiranya.
Seperti hidup, matahari terbenam dan terbit adalah sebuah simbol. Bahwa pada akhirnya kelahiran akan berpasangan dengan kematian, dimana semua yang terbit pada saatnya juga akan tenggelam.
Cahaya emas, saya lebih senang menyebutnya begitu. Sangat tenang kala kita mau menghayati apalagi ada orang tersayang yang menemani. Suasana dan warna akan jadi kombinasi yang berharga. Mungkin saat itu kita mencoba untuk mencari tombol pause kepada waktu agar semua tak cepat berlalu.
Kalian mungkin saja tak pernah bisa menciptakan warna langit. Tapi sebagai manusia tentu kita percaya bahwa ada gambaran kebesaran di setiap keindahannya. Melukiskan keagungan bagi yang mau menikmatinya.
Salam kepada langit. Untuk setiap keindahan yang kita terima.
Saya suka foto yang paling bawah. 😀
Mksh gan dah mampir. Jam2 pergantian hari slalu bikin langit jadi indah..
Mksh dah mampir
Hai gan, ini mah lebih bagus foto2nya :3
Kalau untuk editing sih, saya pake photoshop CS5/CS6, kadang2 pake Adobe Lighthroom 5, cuma sebatas di post processing standar kayak saturasi, sharpening, sama contrast, 🙂
kereeeen gan.. momennya adi poto agan dapet. saya pengen banget belajar Lightroom. sayang adanya android aja.. jadi sebagian foto saya jika diedit paling pakai HP 😦
Waaa, lebih mantep lagi edit lewat PC/notebook sebenernya hehe
Pingback: Menatap Kemegahan Sunrise Borobudur | Bukanrastaman